Christina Pasaribu
1 day agoSKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5
Pelajari tentang SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5 dan mengapa penting dalam konstruksi. Temukan manfaat, persyaratan, dan cara mendapatkannya.
Gambar Ilustrasi SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5
Pelajari tentang SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5 dan mengapa penting dalam konstruksi. Temukan manfaat, persyaratan, dan cara mendapatkannya.

Baca Juga: Panduan ISO 27001 di Industri Layanan Keuangan: Langkah-langkah untuk Keamanan Informasi yang Tangguh
Apa itu SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5?
SKK (Sertifikat Kompetensi Kerja) adalah bukti kompeten dan kemampuan kerja tenaga ahli bidang jasa pelaksana konstruksi (Kontraktor), jasa pengawas konstruksi (Konsultan). SKA atau Sertifikat Keahlian dan SKT atau Sertifikat Keterampilan kini berganti istilah menjadi Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK). Jasa Konstruksi dan kontraktor yang baru mengajukan Registrasi & Sertifikasi Jasa Konstruksi ataupun yang melakukan perpanjangan IUJK - Izin Usaha Jasa Konstruksi saat ini, maka SBU & Sertifikat tenaga ahli atau SKA / SKT mengalami TRANSISI selama tahun 2021.
Dan bagi perusahaan yang telah memiliki Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi (SBU Jasa Konstruksi) dan Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi (SKK Konstruksi) yang telah dikeluarkan oleh LPJK periode 2016-2020 tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya. Salah satu standar perizinan berusaha untuk menunjang kegiatan usaha (PB-UMKU) di bidang jasa konstruksi adalah SKK Konstruksi sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko.

Baca Juga: Pentingnya Panduan ISO 37001 di Industri Retail dan E-Commerce - Panduan Lengkap
Tugas dan Tanggung Jawab
SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5 memiliki peran yang sangat penting dalam dunia konstruksi. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pekerjaan struktur bangunan dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan rencana dan standar yang telah ditetapkan. Tugas utama mereka meliputi pemantauan proyek, pengendalian mutu, serta keamanan dan kesehatan kerja di lokasi konstruksi.
Selain itu, pengawas pekerjaan struktur bangunan juga harus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti kontraktor, arsitek, dan pemilik proyek. Mereka harus memastikan bahwa jadwal pelaksanaan proyek berjalan lancar dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dengan begitu, SKK Konstruksi membantu memastikan keberhasilan dan keamanan proyek konstruksi.

Baca Juga: Panduan ISO 27001 di Industri Pertanian dan Perkebunan
Keuntungan Memiliki SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5
1. Meningkatkan Kualitas dan Kompetensi
Memiliki SKK Konstruksi meningkatkan kualitas dan kompetensi sebagai seorang pengawas pekerjaan struktur bangunan madya. Ini berarti bahwa Anda memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas pengawasan dengan lebih efektif dan profesional.
2. Sebagai Pengakuan dan Bukti Resmi
SKK Konstruksi juga berfungsi sebagai pengakuan resmi terhadap kemampuan Anda dalam pengawasan konstruksi. Ini adalah bukti konkret bahwa Anda memiliki kompetensi yang diakui oleh lembaga yang berwenang.
3. Digunakan untuk Mendapatkan Jabatan Tertentu
SKK Konstruksi juga dibutuhkan untuk mendapatkan jabatan tertentu dalam dunia konstruksi. Misalnya, untuk menjadi Penanggung Jawab Badan Usaha (PJTBU), Penanggung Jawab Sub Klasifikasi Badan Usaha (PJSKBU), atau Penanggung Jawab Teknis Badan Usaha (PJTBU), Anda perlu memiliki sertifikat ini.
4. Dokumen Persyaratan Pembuatan SBU
SKK Konstruksi juga merupakan salah satu dokumen persyaratan yang diperlukan saat Anda mengajukan permohonan Sertifikat Badan Usaha (SBU). Ini menunjukkan bahwa perusahaan Anda memiliki pengawas yang kompeten dalam proyek konstruksi.
5. Dokumen Persyaratan Lelang Proyek Konstruksi
Dalam lelang proyek konstruksi, SKK Konstruksi seringkali menjadi salah satu dokumen yang diperlukan oleh pemilik proyek sebagai bukti bahwa pengawas yang akan ditugaskan memiliki kualifikasi yang sesuai untuk proyek tersebut.

Baca Juga: Pentingnya Panduan ISO 37001 di Industri Layanan Keuangan - Panduan Lengkap
Daftar Jabatan Kerja, Klasifikasi, dan Sub Klasifikasi SKK Konstruksi
Berdasarkan Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021, Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) untuk tenaga kerja konstruksi memiliki berbagai kualifikasi berdasarkan jabatan, klasifikasi, dan sub klasifikasi. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa setiap pengawas memiliki kompetensi yang sesuai dengan tanggung jawabnya.
Kualifikasi Ahli terdiri dari; Jenjang 7, 8, dan 9.
Kualifikasi Teknisi atau Analis terdiri dari; Jenjang 4, 5, dan 6.
Kualifikasi Operator terdiri dari; Jenjang 1, 2, dan 3.
Penetapan kualifikasi tenaga kerja dilakukan melalui proses sertifikasi kompetensi dan uji kompetensi yang diselenggarakan oleh LSP yang terlisensi oleh BNSP dan tercatat di LPJK.

Baca Juga: Panduan ISO 27001 di Industri Baja dan Besi: Langkah-langkah Penting untuk Keamanan Informasi
Batas Kepemilikan SKK Konstruksi
Berapa jumlah SKK Konstruksi yang bisa dimiliki tenaga kerja? Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 dijelaskan mengenai batas kepemilikan SKK Konstruksi untuk setiap tenaga kerja konstruksi sebagai berikut:
- Kualifikasi Operator: Paling banyak 5 (lima) SKK Konstruksi pada 3 (tiga) klasifikasi yang berbeda.
- Kualifikasi Teknisi atau Analis: Paling banyak 5 (lima) SKK Konstruksi pada 2 (dua) klasifikasi yang berbeda.
- Kualifikasi Ahli: Paling banyak 5 (lima) SKK Konstruksi pada 2 (dua) klasifikasi yang berbeda.

Baca Juga: Pentingnya Panduan ISO 37001 di Industri Pertanian dan Perkebunan - Panduan Lengkap
Uji Kompetensi SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5
SKK Konstruksi diperoleh melalui proses uji kompetensi sesuai dengan ruang lingkup atau skema sertifikasi LSP bidang konstruksi yang telah terlisensi oleh BNSP dan tercatat di LPJK. Uji dapat dilakukan di lokasi Tempat Uji Kompetensi (TUK) terdekat. Uji kompetensi ini dilaksanakan dengan metode uji tulis, uji praktik atau observasi lapangan, dan wawancara. Kegiatan uji kompetensi tersebut dilakukan terhadap semua permohonan SKK Konstruksi, termasuk permohonan baru, perpanjangan, dan kenaikan jenjang.

Baca Juga: Pentingnya Panduan ISO 37001 di Industri Baja dan Besi - Panduan Lengkap
Masa Berlaku SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5
Masa berlaku SKK Konstruksi adalah 5 (lima) tahun sejak diterbitkan.

Baca Juga: Pentingnya Panduan ISO 37001 di Industri Keamanan dan Pertahanan - Panduan Lengkap
Masa Berlaku dan Perpanjangan SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5
Masa berlaku SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5 adalah 5 tahun. SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5 wajib diperpanjang sebelum habis masa berlakunya. Khusus SKK Konstruksi dengan kualifikasi Ahli, wajib memenuhi kecukupan persyaratan nilai kredit pada keprofesian berkelanjutan (PKB).

Baca Juga: Pentingnya Panduan ISO 37001 di Industri Biologi dan Genetika - Panduan Lengkap
Syarat Administrasi SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5
Untuk memperoleh SKK Konstruksi Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Madya Jenjang 5, Anda harus memenuhi beberapa syarat administrasi, antara lain:
- Kartu Tanda Penduduk (KTP) - E-KTP
- Ijazah Legalisir (Sekolah/kampus/notaris)
- NPWP
- Photo terbaru
- Kartu Tanda Anggota (KTA) sesuai Asosiasi Profesi yang diajukan di Portal
- Surat Keterangan Pengalaman Kerja/Referensi kerja (sesuai dengan jumlah tahun pengalaman yang dipersyaratkan)
- Sertifikat Kompetensi Kerja – PUPR